Sejarah Pembentukan Kota Singkawang: Dari Kawedanan Hindia Belanda Hingga Kota Mandiri
Kota Singkawang, yang kini dikenal sebagai salah satu kota multikultural di Kalimantan Barat, memiliki sejarah panjang dan menarik. Perjalanan dari sebuah wilayah di bawah Kerajaan Sambas hingga menjadi kota administratif mandiri penuh dengan peristiwa bersejarah yang membentuk identitasnya saat ini. Artikel ini akan mengupas tuntas bagaimana Singkawang bertransformasi dari masa ke masa hingga akhirnya diresmikan sebagai kota mandiri pada awal abad ke-21.
Asal Usul Singkawang
Singkawang di Masa Kerajaan
Pada masa lalu, Singkawang merupakan bagian dari Kerajaan Sambas. Wilayah ini mulai dikenal oleh orang Eropa sejak tahun 1834. Catatan sejarah menunjukkan bahwa nama "Singkawang" pertama kali muncul dalam tulisan George Windsor Earl dalam bukunya yang berjudul "The Expensive", di mana ia menuliskan nama Singkawang dengan sebutan "Shin".
Pusat Penambangan Emas
Pada masa awal perkembangannya, Singkawang menjadi lokasi strategis bagi kongsi-kongsi penambang emas yang berkuasa di Monterado. Wilayah ini berkembang menjadi pusat kekuasaan para penambang, yang secara signifikan mempengaruhi perkembangan ekonomi dan sosial di daerah tersebut.
Era Kolonial Belanda di Singkawang
Ekspansi Belanda ke Luar Jawa
Memasuki era kolonial, Belanda mulai melirik daerah-daerah di luar Jawa, termasuk Singkawang. Mereka mulai membuka jalur pelayaran pantai, terutama yang berdekatan dengan Singapura. Pada masa itu, Singapura berperan penting sebagai gerbang keluar masuk kapal setelah dibukanya Terusan Suez.
Pembangunan Infrastruktur
Untuk mendukung aktivitas perdagangan dan kolonisasi, Belanda membangun berbagai infrastruktur di Singkawang, termasuk:
- Pelabuhan lengkap dengan cabang KPM (Koninklijke Paketvaart Maatschappij)
- Perusahaan listrik ANiEM (Algemeene Nederlandsch Indische Electriciteit Maatschappij)
- Jaringan jalan darat yang menghubungkan jalur Pemangkat-Singkawang-Bengkayang pada tahun 1912
Status Administratif di Bawah Hindia Belanda
Pada tahun 1938, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan nomor 352 yang termuat dalam Staatsblad. Dalam peraturan tersebut, Borneo (Kalimantan) ditetapkan sebagai wilayah administratif dengan Banjarmasin sebagai ibukota. Secara administratif, Borneo dibagi menjadi dua karesidenan:
- Borneo bagian Selatan
- Borneo bagian Timur
Saat itu, Singkawang berstatus sebagai Kawedanan yang berada sejajar dengan Kawedanan Pemangkat dan Bengkayang.
Proses Pembentukan Kota Singkawang
Konsep Pemekaran Wilayah
Pembentukan Kota Singkawang tidak terlepas dari pemekaran wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Sambas. Tim pemekaran yang dibentuk oleh Bupati Sambas mengusulkan konsep tiga daerah otonom, yaitu:
- Kabupaten Daerah Tingkat II Sambas dengan ibukota Sambas
- Kabupaten Daerah Tingkat II Sambas Selatan dengan ibukota Bengkayang
- Kotamadya Daerah Tingkat II Singkawang dengan ibukota Singkawang
Usulan ini dibuat berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah.
Dukungan dari Berbagai Pihak
Proses pemekaran ini mendapat dukungan positif dari berbagai pihak, termasuk DPRD dan Bupati Sambas. Perjuangan dalam mewujudkan Pemerintah Kota Singkawang oleh seluruh elemen masyarakat, baik eksekutif, legislatif, serta berbagai elemen masyarakat akhirnya membuahkan hasil.
Peresmian Kota Singkawang
Dasar Hukum Pembentukan
Perjuangan panjang untuk menjadikan Singkawang sebagai kota mandiri akhirnya berhasil dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2001 tertanggal 21 Juni 2001 tentang Pembentukan Kota Singkawang.
Peresmian Resmi
Kota Singkawang resmi diresmikan pada tanggal 17 Oktober 2001 di Jakarta oleh Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah atas nama Presiden Republik Indonesia. Peristiwa bersejarah ini menandai dimulainya era baru bagi Singkawang sebagai kota administratif yang mandiri.
Perkembangan Kota Singkawang Pasca Peresmian
Transformasi Ekonomi dan Sosial
Sejak menjadi kota mandiri, Singkawang mengalami berbagai transformasi dalam aspek ekonomi dan sosial. Kota ini mulai membangun identitasnya sebagai destinasi wisata dan pusat perdagangan di Kalimantan Barat.
Singkawang Sebagai Kota Multikultural
Salah satu ciri khas Kota Singkawang adalah keberagaman budayanya. Kota ini dihuni oleh berbagai etnis, termasuk Tionghoa, Melayu, dan Dayak, yang hidup berdampingan secara harmonis. Hal ini menjadikan Singkawang sebagai salah satu contoh kota multikultural di Indonesia.
Kesimpulan
Perjalanan sejarah Kota Singkawang dari masa Kerajaan Sambas hingga menjadi kota administratif mandiri mencerminkan dinamika perkembangan wilayah di Indonesia. Melalui berbagai era dan pergantian kekuasaan, Singkawang terus bertumbuh dan berkembang hingga akhirnya mendapatkan status sebagai kota mandiri pada tahun 2001.
Peringatan hari jadi pembentukan Kota Singkawang setiap tanggal 17 Oktober menjadi momen penting untuk mengenang perjuangan panjang menuju kemandirian dan kesejahteraan masyarakat Singkawang. Sejarah panjang ini merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas Kota Singkawang yang kita kenal saat ini.
Apakah Anda pernah mengunjungi Kota Singkawang? Bagikan pengalaman Anda atau cerita menarik tentang kota multikultural ini di kolom komentar! Jangan lupa untuk membagikan artikel ini kepada teman-teman yang tertarik dengan sejarah perkembangan kota-kota di Indonesia.